Berjanjilah untuk Tidak Berbohong!
LUQMAN Hakim meriwayatkan bahwa suatu ketika seorang preman yang suka mencuri, berjudi, dan meminum minuman keras datang menemui Rasulullah SAW. Ia bermaksud untuk bertobat sehingga Rasulullah mengajaknya pada Al-Islam.
Setelah ia mengucapkan dua kalimat syahadat, ia mengadu kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, saya adalah orang yang banyak melakukan dosa. Bagaimanakah caranya agar aku bisa meninggalkan kebiasaan burukku?”
Rasulullah menjawab, “Berjanjilah untuk tidak berbohong!”
Syarat yang mudah, pikir preman tersebut, ia pun menyanggupinya.
Dalam perjalanan pulang, setiap kali ia hendak berbuat jahat selalu teringat pesan Rasulullah untuk tidak berbohong.
“Apa jawabanku jika Rasulullah bertanya tentang apa yang aku lakukan hari ini? Sanggupkah aku berbohong kepadanya?”
Dikutip dari ceritainsirasimuslim, pada kesempatan lain, godaan untuk berbuat jahat muncul kembali. Ia kembali teringat pesan Rasulullah. Ia bergumam, “Kalau aku berbohong kepada Rasulullah, berarti aku mengkhianati janjiku kepadanya. Jika aku berkata benar bahwa aku telah melakukan kejahatan, aku harus menerima hukuman sesuai dengan aturan Islam.”
Ia pun mengurungkan niat jahatnya. Demikianlah setiap ada keinginan untuk mabuk, mencuri, dan berjudi, ia selalu teringat pesan Rasulullah tersebut hingga ia selalu mengurungkan niatnya untuk berbuat dosa.
“Ya Allah, ternyata dalam pesan Rasulullah itu terkandung hikmah yang sangat berharga,” pikirnya.
Ia pun berhasil meninggalkan kebiasaan buruknya dan menjadi mukmin saleh dan mulia.
Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Wahai anakku, jika kau mampu menyambut pagi dan soremu dengan hati yang bersih dari niat curang kepada orang lain maka lakukanlah!”
Kemudian Rasulullah SAW melanjutkan ucapannya, “Hal tersebut merupakan sunnahku. Barangsiapa yang menghidupkannya maka itulah bukti kecintaannya kepadaku dan barangsiapa mencintaiku maka ia akan bersamaku di surga.” (HR Turmudzi).
0 komentar:
Posting Komentar