Kelainan struktur tulang berupa bengkok ke samping atau skoliosis dapat dicegah. Deteksi dini patut dilakukan saat anak menginjak usia remaja, yakni usia 10-14 tahun. Menurut Didik Librianto, dokter spesialis bedah ortopedi konsultan tulang belakang Rumah Sakit Pondok Indah, deteksi dini memberikan keuntungan seperti, mencegah risiko progresivitas skoliosis pada kurva-kurva derajat rendah atau semakin bengkok, menurunkan tingkat kebutuhan operasi dan mengurangi tingkat kesulitan operasi. "Kalau didiamkan, ia semakin bengkok dan bisa mengganggu fungsi paru-paru dan jantung karena ruang jantung dan paru-paru lebih sempit," jelas Didik dalam diskusi media di Kembang Goela, Jakarta Selatan, Rabu (25/10).
"Cara lainnya dengan unduh aplikasi Skoliometer pada AppsStore ditambah casing akrilik. Aplikasi membantu mendeteksi sekaligus bisa menunjukkan derajat skoliosis," tambahnya. Jika ditemukan gejala skoliosis seperti terdapat benjolan, punggung, leher, pinggang dan panggul asimetri serta derajat angka pada skoliometer lebih dari 10 derajat, maka perlu dilakukan X-Ray untuk lebih memastikan sekaligus pengecekan derajat skoliosis lebih akurat. Menurut Didik, jika angka pada skoliometer menunjukkan angka kurang dari 5 derajat, maka tidak perlu ada tindak lanjut. Namun, jika menunjukkan angka 5-10 derajat, sebaiknya dilakukan pemeriksaan ulang dalam 6 bulan. Penanganan terhadap pasien skoliosis bertujuan agar derajat atau sudut skoliosis tidak semakin besar. Tatalaksananya terbagi menjadi tiga, yakni observasi bagi pasien skoliosis dengan sudut kecil (5-10 derajat), orthosis dengan bantuan brace atau alat untuk menopang, dan memberikan koreksi pada tulang belakang. Didik memberikan catatan bahwa brace hanya dipakai pada pasien skoliosis dengan derajat sedang atau 20-40 derajat dan berusia di bawah 18 tahun.
"Usia 17-18 tahun itu tulang masih tumbuh. Pada pasien di atas 18 tahun, tulang sudah berhenti tumbuh, sehingga brace tidak berfungsi. Jalan keluarnya tetap operasi walau derajatnya masih sedang," ujar Didik. Begitu pentingnya deteksi dini karena jika skoliosis dibiarkan, maka bisa berakibat fatal. Ia bercerita bahwa pasiennya sudah dalam kondisi skoliosis dengan derajat besar hingga 140 derajat. Pasien pun meninggal akibat fungsi paru-paru dan jantung menurun. Operasi tidak memungkinkan karena kondisi pasien lemah.
0 komentar:
Posting Komentar